Zona litoral
Zona litoral atau mintakat antara pasut adalah area antara garis pantai dan kedalaman maksimum fotosintesis signifikan oleh tumbuhan alga epilitik dan umumnya didefinisikan sebagai kedalaman di mana 1% dari radiasi fotosintesis aktif (400-700 nm) dari permukaan radiasi. Zona "litoral" adalah zona "pesisir". Di daerah saat air pasang menjadi tergenang dan saat air surut berubah menjadi daratan. Inilah sebabnya zona ini sering disebut dengan zona pasang surut.[1] Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pesisir pantai, yaitu terdiri dari pecahan rumah-rumah karang dan juga pasir pantai. Pengaruh suhu udara dan sinar matahari di zona litoral sangat kuat. Di lingkungan pesisir, zona litoral meluas dari tanda air tinggi, yang jarang tergenang, hingga wilayah garis pantai yang terendam secara permanen. Luas zona litoral relatif dapat dihitung secara deterministik (tanpa parameter independen) menggunakan analisis hypsometric dari pengukuran redaman cahaya vertikal dan kedalaman rata-rata dan maksimum.[2]
Zona litoral merupakan suatu habitat dari sebagian spesies laut, seperti udang, bintang laut, kepiting, dan lain-lain. Spesies-spesies laut tersebut merupakan binatang yang dapat dimakan.[3] Sebagai zona pasang surut air laut dan sebagai objek wisata, zona litoral mempunyai pemandangan yang indah. Zona ini dapat dikatakan sebagai wilayah yang paling dekat dengan pantai ataupun daratan paling atas.[3] Selain itu, zona ini disebut juga sebagai jalur pasang, yaitu bagian dari cekungan lautan yang letaknya diantara air surut dan air pasang.[4] Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, zona litoral biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk tambak garam, pemanfaatan hutan mangrove, dan juga wisata pantai karang.
Referensi
- ^ Nailufar, Nibras Nada, ed. (2020-04-12). "Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ Seekell, D.; Cael, B.; Norman, S.; Byström, P. (2021). "Patterns and Variation of Littoral Habitat Size Among Lakes". Geophysical Research Letters (dalam bahasa Inggris). 48 (20): e2021GL095046. doi:10.1029/2021GL095046. ISSN 1944-8007.
- ^ a b "Zona Laut : Jenis dan Macam-Macamnya". IlmuGeografi.com. 2015-09-13. Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ Hasyim, Ansari. "Begini Gambaran Bawah Laut di Kedalaman 838 Meter Dimana KRI Nanggala 402 Ditemukan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-02-03.
- l
- b
- s
- Teori gelombang Airy
- Skala Ballantine
- Ketidakstabilan Benjamin–Feir
- Aproksimasi Boussinesq
- Gelombang pecah
- Clapotis
- Gelombang knodial
- Gelombang laut persegi
- Dispersi
- Gelombang ekuatorial
- Gelombang gravitasi
- Hukum Green
- Gelombang infragravitasi
- Gelombang internal
- Bilangan Iribarren
- Gelombang Kelvin
- Gelombang kinematik
- Arus sejajar pantai
- Prinsip variasi Luke
- Tegangan radiasi
- Gelombang raksasa
- Gelombang Rossby
- Keadaan laut
- Seiche
- Tinggi gelombang signifikan
- Soliton
- Lapisan batas Stokes
- Pergeseran Stokes
- Gelombang Stokes
- Gelombang alun
- Gelombang trochoidal
- Tsunami
- Bilangan Ursell
- Dasar gelombang
- Tinggi gelombang
- Ketidaklinearan gelombang
- Energi ombak
- Radar gelombang
- Pendangkalan gelombang
- Turbulensi gelombang
- Interaksi gelombang dan arus
- Gelombang di perairan dangkal
- Persamaan Saint-Venant dimensi satu
- Persamaan perairan dangkal
- ombak
- Model
- Sirkulasi atmosfer
- Baroklinitas
- Arus batas
- Gaya Coriolis
- Gaya Coriolis–Stokes
- Gaya vorteks Craik–Leibovich
- Downwelling
- Eddy
- Batas Ekman
- Spiral Ekman
- Transpor Ekman
- El Niño–Osilasi Selatan
- Arus geostropik
- Global Ocean Data Analysis Project
- Arus Teluk
- Sirkulasi halotermal
- Arus Humboldt
- Sirkulasi hidrotermal
- Sirkulasi Langmuir
- Arus Loop
- Arus laut
- Dinamika laut
- Pusaran samudra
- Pemodelan Princeton
- Arus pecah
- Arus subpermukaan
- Keseimbangan Sverdrup
- Sirkulasi termohalin
- berhenti
- Upwelling
- Arus akibat angin
- Pusaran air
- World Ocean Circulation Experiment
- Titik amphidromic
- Pasang Bumi
- Head of tide
- Internal tide
- Lunitidal interval
- Perigean spring tide
- Arus pecah
- Rule of twelfths
- Slack water
- Tidal bore
- Gaya pasang surut
- Energi pasang surut
- Tidal race
- Tunggang pasang surut
- Tidal resonance
- Tide gauge
- Tideline
- Teori pasang laut
- Abyssal fan
- Dataran abisal
- Atol
- Bathymetric chart
- Geografi pesisir
- Cold seep
- Continental margin
- Continental rise
- Landas benua
- Lubuk
- Contourite
- Guyot
- Hidrografi
- Cekungan samudra
- Oceanic plateau
- Palung samudra
- Passive margin
- Dasar laut
- Gunung bawah laut
- Lembah bawah laut
- Gunung api bawah laut
lempeng
- Batas divergen
- Batas konvergen
- Fracture zone
- Ventilasi hidrotermal
- Geologi kelautan
- Mid-ocean ridge
- Mohorovičić discontinuity
- Hipotesis Vine–Matthews–Morley
- Kerak samudra
- Outer trench swell
- Ridge push
- Pemekaran lantai samudra
- Slab pull
- Slab suction
- Slab window
- Subduksi
- Pergeseran sesar
- Busur vulkanik
- Air laut dalam
- Laut dalam
- Litoral
- Mesopelagik
- Oceanic
- Pelagik
- Fotik
- Selancar
- Basah
- Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis
- Global Sea Level Observing System
- North West Shelf Operational Oceanographic System
- Sea-level curve
- Kenaikan permukaan laut
- Sistem Geodesi Dunia
- Deep scattering layer
- Hidroakustik
- Tomografi akustik kelautan
- Bom sofar
- Saluran SOFAR
- Akustik bawah air
- Argo
- Benthic lander
- Warna air
- DSV Alvin
- Energi laut
- Pencemaran laut
- Mooring
- National Oceanographic Data Center
- Samudra
- Penjelajahan samudra
- Ocean observations
- Ocean reanalysis
- Ocean surface topography
- Ocean thermal energy conversion
- Oseanografi
- Outline of oceanography
- Pelagic sediment
- Sea surface microlayer
- Sea surface temperature
- Air laut
- Science On a Sphere
- Termoklin
- Underwater glider
- Kolom air
- World Ocean Atlas
- Kategori
- Commons