Pertempuran Gorong

Peringatan

Sebagian atau keseluruhan dari artikel ini dicurigai telah melanggar hak cipta dari tulisan pihak di luar Wikipedia, dan selanjutnya akan dimasukkan dalam daftar Wikipedia:Artikel bermasalah hak cipta:

Disarankan untuk tidak melakukan perubahan apapun sampai masalah pelanggaran hak cipta di artikel ini diteliti pengguna lain dan diputuskan melalui konsensus

  • Cek lewat Alat Pendeteksi Copyvio Earwig (di Toolforge)
  • Jika Anda ingin menulis ulang artikel ini sebagai tulisan yang sama sekali baru, untuk sementara tuliskan di sini.
Berikan komentar mengenai hal tersebut di halaman diskusi artikel ini.
Perhatikan bahwa hanya mengubah sedikit atau beberapa bagian dari tulisan asli tidak cukup untuk menghilangkan pelanggaran hak cipta dari tulisan ini. Lebih baik membangun kembali artikel ini dari awal sedikit demi sedikit daripada membajak tulisan orang lain demi sebuah artikel besar.
  • Jika Anda sebenarnya memang adalah pemilik sumber tulisan asli yang dimaksudkan (dan termasuk pula pemilik bukti tulisan yang menjadi dasar kecurigaan pelanggaran hak cipta), dan ingin membebaskan hak cipta tulisan tersebut sesuai GNU Free Documentation License:
berikan keterangan di halaman diskusi artikel ini, kemudian bisa menampilkan pesan izin tersebut di halaman aslinya, atau berikan izin tertulis ke Wikipedia melalui email yang alamatnya tersangkut langsung dengan sumber tersebut ke alamat [email protected] atau surat tertulis ke Wikimedia Foundation. Berikan izin secara eksplisit bahwa tulisan tersebut telah dibebaskan ke dalam lisensi CC BY-SA 3.0 dan lisensi GFDL.
  • Jika tulisan bukti memang berada di wilayah lisensi yang bisa untuk dipublikasikan di Wikipedia,:
Jelaskan hal tersebut di halaman diskusi artikel ini, dengan bukti referensi yang tepat dan benar.

Kecuali kecurigaan hak cipta ini bisa dibuktikan salah dalam waktu paling lambat dua minggu, artikel ini akan dihapus

  • Memuat artikel yang melanggar hak cipta adalah pelanggaran hukum dan tidak sesuai dengan Kebijakan Wikipedia.
  • Jika Anda memiliki pertanyaan mengenai hak cipta, silakan lihat Hak cipta.
  • Pengguna yang secara berulang memuat artikel yang melanggar hak cipta akan diblokir dari hak penyuntingan.
  • Untuk sementara, pemuatan asli masih bisa dilihat melalui di halaman versi terdahulu.
  • Anda dipersilakan memuat kontibusi orisinil.


Pertempuran Gorong

Pemberontak Gorom, bersekutu dengan Pangeran Nuku, ditaklukkan oleh Kolonel Belanda Gobius pada Mei 1791, desa dibakar.
Tanggal21–23 Mei 1791
LokasiPulau Gorom, Maluku
Hasil Kekalahan VOC
Pihak terlibat
Kesultanan Tidore Kesultanan Tidore Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC)
Tokoh dan pemimpin
Nuku dari Tidore
Lukman dari Kellu
Imam Sarasa
Raja Bessy
Laksamana A.H.C. Straringh
Kapten Silvester
Kapten Hartman
Kapten Isaak Welter Gobius
Kapten Walterbeek
Kekuatan
Tidak diketahui ± 3.700

Pertempuran Gorong (Belanda: Gorong Oorlog), disebut juga Pertempuran Gorom, adalah rangkaian dari perang 30 tahun antara Nuku dari Kesultanan Tidore dengan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Lebih dari separuh masa pemberontakan Nuku terjadi di Seram Timur.[1] Orang-orang dari Seram Timur memang terkenal yang paling loyal dalam melindungi Nuku dari kejaran VOC dan Ternate.[2]

Penyebab

Belanda cukup frustasi kehilangan banyak gulden, pasukan, dan stabilitas perdagangan di kawasan Kepulauan Maluku saat melakukan pengejaran terhadap Nuku. Untuk itu, dibutuhkan pasukan yang lebih besar dengan armada yang kuat. Pada tahun 1789, tiga buah kapal didatangkan dari Belanda ke Batavia untuk menyiapkan ekspedisi militer ke Maluku.[3]

Pertempuran

Ekspedisi VOC terhadap Nuku dipimpin oleh Laksamana A.H.C. Straringh yang saat itu sedang dalam peperangan dengan Sultan Palembang, ia dipanggil ke Batavia untuk kemudian menunggu kedatangan tiga kapal dari Belanda.

Pada Desember 1790, armada VOC dari Batavia berangkat menuju Ternate. Dengan total 4 kapal dan 700 pasukan Belanda. 4 kapal itu adalah Thetis, Bellona, Merkurius, dan Swalluw. Masing-masing dipimpin oleh Kapten Silvester, Kapten Hartman, Kapten Isaak Welter Gobius, dan Kapten Walterbeek yang semuanya berada di bawah komando Laksamana A.H.C. Straringh.

Armada tersebut tiba di Ternate pada Januari 1791 dengan terlebih dahulu singgah di Makassar. Kemudian sekitar 3.000 pasukan Ternate dan Makassar dikerahkan untuk bergabung menuju Ambon.[4] Residen Ambon dan Saparua juga menambah ratusan kora-kora lokal untuk bergabung dalam pasukan menuju Kepulauan Banda.[4]

Pada Mei 1791, armada VOC tersebut menuju ke Gorom, titik di mana Nuku dan pasukannya berada. Nuku yang sebelumnya berada di Negeri Rarakit-Kilbat harus memusatkan pasukannya di sana. Nuku didampingi oleh dua orang kepercayaannya, yaitu orang kaya Lukman dari Negeri Kelu dan Imam Sarasa dari Negeri Geser.[5] Setahun sebelumnya, kepala dua orang ini masing-masing dihargai 500 gulden bagi yang bisa membunuh mereka dan kepala Nuku sendiri berharga 1.000 gulden.[6]

Pada saat pengejaran, pasukan VOC pimpinan Straringh terlebih dahulu membakar beberapa negeri, yaitu Seran Rey, Geser, Urung, Guli-Guli, dan Kilmury. Setelah itu mereka menuju titik utama di Gorom.[7] Beberapa negeri seperti Ondor, Kataloka, dan sekitarnya menghadapi VOC tepat di pesisir pantai Ondor. VOC membakar beberapa desa dan merebut benteng lokal di Dullah, Ondor, dan Kilalir. Setelah itu mereka menuju ke Kataloka dimana konsentrasi Nuku dan sebagian besar pasukannya berada.[8]

Pada 23 Mei 1791, puncak pertempuran terjadi di pantai Kataloka. Dua kapal utama VOC dibakar oleh pasukan Nuku. Kapten Gobius terjebak di sungai kecil antara Ondor dan Kataloka. Pasukan Nuku dan Raja Bessy dari dua arah berlawanan menyerang pasukan Gobius. Gobius yang terkenal berpengalaman dalam perang di Eropa itu tewas dengan luka tembak di paha kiri dan ditombak pada perut kirinya. Ratusan pasukan Gobius tewas di pantai Gorom. Kapten Walterbeek menyusul untuk membantu, tetapi terlambat, Laksamana Straringh kemudian menarik mundur pasukannya yang tersisa dan kembali ke Banda.[9]

Sejak pertempuran itu, nyaris tidak ada perlawanan berarti dari pasukan VOC di Seram Timur sampai perebutan kembali tahta Nuku di Tidore.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Gurun, Goran, Gorom, Dalam Sumpah Palapa Gajah Mada mcgynt.wordpress.com. Diarsipkan 2023-08-27 di Wayback Machine.
  2. ^ Kekalahan Belanda oleh Sultan Nuku: Sejarah yang Sengaja Dihilangkan www.laduni.id. Diarsipkan 2023-08-27 di Wayback Machine.
  3. ^ Kekalahan Besar Belanda di Gorom thayyibah.com. Diarsipkan 2022-08-28 di Wayback Machine.
  4. ^ a b Sejarah Kebudayaan Maluku books.google.co.id.
  5. ^ Kondisi Sosial Ekonomi Pulau-Pulau Kecil Di Semenanjung Al Mulk Kabupaten SBT pkspl.ipb.ac.id. Diarsipkan 2023-08-27 di Wayback Machine.
  6. ^ Arkeolog Teliti Proses Penyebaran Islam di Gorom www.republika.co.id. Diakses 21 September 2021.
  7. ^ Periode Kolonial di Pesisir Timur Pulau Seram walennae.kemdikbud.go.id. Diakses 21 September 2021.
  8. ^ Sejarah Nusantara Pada Era Kerajaan Islam Diarsipkan 2021-09-20 di Wayback Machine. www.duniasejarah25.com.
  9. ^ Sejarah Sultan Nuku dari Tidore: Lord of Fortune Tak Terkalahkan tirto.id. Diarsipkan 2023-08-27 di Wayback Machine.

Daftar pustaka

  • Indah, Tri (2020), Masa Penjajahan di Kesultanan Ternate
  • Amal, M. Adnan (2016), Kepulauan Rempah-rempah: Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950
  • Katoppo, E. (1984), Nuku: Sultan Saidul Jehad Muhammad el Mabus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan
  • Kartodirdjo, Sartono (1987), Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500–1900
  • Andaya, Leonard Y. (1993), The World of Maluku
  • Hasan, Abdul Hamid (2001), Aroma Sejarah dan Budaya Ternate
  • Amal, M. Adnan (2002), Maluku Utara: Perjalanan Sejarah 1250–1800
  • l
  • b
  • s
Sejarah konflik di Nusantara
Pra-kolonialKolonial PortugisKolonial VOCKolonial Belanda
Pendudukan Jepang
  • l
  • b
  • s
Topik Maluku 
Sejarah
Geografi
Pemerintahan
Pembagian administratif
Kabupaten dan kota
Ekonomi
Masyarakat
Kependudukan
Budaya
  • Kategori
  • Portal