Kolonisasi Amerika oleh Jerman

Peta pembagian administrasi koloni Spanyol di Kolombia, Ekuador, dan Venezuela. Provincia de Caracas (warna hijau yang paling luas) adalah wilayah Klein-Venedig.

Kolonisasi Amerika oleh Jerman mengacu pada upaya oleh negara-negara Jerman pada abad ke-16 hingga ke-17 untuk mendirikan koloni di Benua Amerika, dengan Klein-Venedig (kini Venezuela) sebagai koloni utamanya. Wilayah lainnya yang juga coba dikolonisasi adalah Saint Thomas (bagian dari Kepulauan Virgin Amerika Serikat), Tobago (bagian dari Trinidad dan Tobago), dan Guiana. Semua upaya ini tidak lama bertahan sehingga berakhir gagal.

Koloni di Venezuela

Kemunduran Liga Hansa mempengaruhi langsung pada perekonomian kota-kota perdagangan di Jerman bagian selatan. Salah satu kota yang bereaksi terhadap ini adalah Augsburg yang berada di bawah kepemimpinan Keluarga Welser dan Keluarga Fugger. Keluarga tersebut sering memberi pinjaman pada Kaisar Romawi Suci untuk memperluas perekonomian kerajaan, dengan sebagai gantinya memperoleh pengaruh politik di Eropa. Welser kemudian memasuki dunia kolonisasi ketika Tahkta Spanyol harus mengamankan pemerintahannya secara finansial dan keuntungan ekonomi yang besar yang didapatkan dari kolonisasi Amerika.[1]

Pada tahun 1527, Charles V memberikan hak kolonisasi kepada Welser sebagai ganti atas utangnya. Hak tersebut mencakup pemindahan kedaulatan Provinsi Venezuela (Provincia de Caracas). Dengan adanya pemindahan tersebut, maka Welser mendapatkan sebuah tanah di Benua Amerika yang dinamai Klein-Venedig dan mendirikan Neu-Augsburg (kini Santa Ana de Coro) sebagai ibu kotanya. Welser diwajibkan untuk membangun permukiman dan administrasi yang dibiayai dari keuntungan provinsi tersebut.[1]

Meskipun pada akhirnya gagal bertahan karena iklimnya yang tidak bersahabat dan serangan dari suku asli, perkembangan koloni Klein-Venedig telah membuka pedalaman Venezuela lebih jauh.[1]

Bagian dari seri artikel mengenai
Kolonisasi Eropa di Amerika
 Portal Sejarah
  • l
  • b
  • s

Upaya pendirian koloni lain

  • Koloni Saint Thomas: Pada tahun 1685, Perusahaan Hindia Barat Denmark tidak mampu mengangkut budaknya untuk dipekerjakan di Pulau Saint Thomas dengan transportasi yang memadai. Maka, Denmark–Norwegia mengadakan kontrak dengan Brandenburg-Prusia yang memperbolehkan Perusahaan Brandenburg-Afrika (Brandenburgisch-Afrikanische Compagnie) untuk mendirikan kepemilikan di sana untuk menjalankan perdagangan. Kontrak ini berlaku hingga 30 tahun kedepannya, tepatnya pada tahun 1716. Ketika kontraknya habis, Frederick IV dari Denmark mengarahkan orang-orang Brandenburg untuk bersumpah setia pada Denmark–Norwegia jika tetap ingin tinggal di pulau tersebut.[2]
  • Hindia Hanau: Hindia Hanau adalah sebuah proyek oleh Friedrich Casimir von Hanau, penguasa County Hanau, untuk menyewa tanah Perusahaan Hindia Barat Belanda di Guiana seluas 100.000 km² pada tahun 1669. Proyek ambisius ini menimbulkan utang yang begitu banyak pada Von Hanau karena kurangnya kolonis dan peluang untuk mendanai penyewaan dari awal. Proyek ini gagal menjelang Perang Prancis-Belanda.[3]
  • Kolonisasi Courland: Kadipaten Courland dan Semigallia (vasal Persemakmuran Polandia-Lithuania yang dipimpin oleh seorang Jerman) berkali-kali mencoba untuk mendirikan koloni di Pulau Tobago; Pertama pada tahun 1637, kedua pada tahun 1639, dan akhirnya sukses pada tahun 1654. Koloni tersebut dinamai "Courland Baru" dan memiliki populasi yang signifikan, tetapi harus menyerah lima tahun kemudian kepada Belanda, yang mendirikan koloni di wilayah yang berlawanan beberapa tahun sebelumnya, karena pecahnya Perang Utara Kedua dan tidak ada bantuan ke koloni lagi.[4]
  • Minat Jerman di Karibia: Di Kepulauan Karibia, Kekaisaran Jerman berupaya untuk membangun sebuah koloni di Hindia Barat yang disebut dengan "Karibia Jerman" untuk meningkatkan pengaruhnya di Amerika dengan mengadakan perdangangan dan membangun pangkalan militer. Namun, Doktrin Monroe dan faktor-faktor lainnya mencegah Jerman untuk terus menjalankan rencana tersebut.[5]
  • Pulau Ernst Thälmann: Pada tahun 1972, Presiden Kuba Fidel Castro berjanji bahwa ia akan menyumbangkan salah satu pulau Kuba ke Jerman Timur. Pulau tersebut adalah "Cayo Blanco del Sur" yang kemudian berganti nama menjadi "Pulau Ernst Thälmann" untuk menghormati Ernst Thälmann, pemimpin Partai Komunis Jerman yang ditangkap oleh Gestapo dan ditembak mati atas perintah Adolf Hitler pada tahun 1944. Namun, transfer pulau tersebut dikabarkan sepenuhnya "simbolik" setelah penyatuan kembali Jerman.[6]

Referensi

  1. ^ a b c Schulz, Johannes (2003-12-06). "Die Welser in Venezuela". Situs web proyek Prasejarah Koloni Jerman TU Dresden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-04-25. Diakses tanggal 2021-04-19. 
  2. ^ Evans, Waldo A. (1928). The Virgin Islands of the United States: A General Report by the Governor (dalam bahasa Inggris). U.S. Government Printing Office. hlm. 26.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ "European Colonial Settlement in the Caribbean: Duke Jacobus of Courland's Colony in Tobago". historiana.eu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-04-19. 
  4. ^ Ramerini, Marco (2014-01-13). "Dutch and Courlanders on Tobago. A history of the first settlements 1628-1677". Colonial Voyage (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-19. 
  5. ^ Séphocle, Marilyn (2002-01-01). "Germany's Challenge to the Monroe Doctrine. At the turn of the century: migration, the cases of Venezuela and Haiti". Pouvoirs dans la Caraïbe. Revue du CRPLC (dalam bahasa Inggris) (13): 177–190. doi:10.4000/plc.298. ISSN 1279-8657. 
  6. ^ "Castro's Caribbean island gift to East Germany". Deutsche Welle (dalam bahasa Inggris). 2016-11-27. Diakses tanggal 2021-04-19.