Grabag, Grabag, Purworejo
Grabag | |
|---|---|
Desa | |
| Negara |  Indonesia |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Kabupaten | Purworejo |
| Kecamatan | Grabag |
| Kode pos | 54265 |
| Kode Kemendagri | 33.06.01.2022  |
| Luas | ... km² |
| Jumlah penduduk | 2.506 jiwa |
| Kepadatan | ... jiwa/km² |
Grabag adalah sebuah desa di kecamatan Grabag, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia.
Pranala luar
- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- l
- b
- s
Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
- Aglik
- Bakurejo
- Banyuyoso
- Bendungan
- Dudukulon
- Duduwetan
- Dukuhdungus
- Grabag
- Harjobinangun
- Kalirejo
- Kedungkamal
- Kertojayan
- Kese
- Ketawangrejo
- Kumpulrejo
- Munggangsari
- Nambangan
- Pasaranom
- Patutrejo
- Rejosari
- Rowodadi
- Roworejo
- Sangubanyu
- Sumberagung
- Tegalrejo
- Tlepokkulon
- Tlepokwetan
- Trimulyo
- Tulusrejo
- Tunggulrejo
- Ukirsari
- Wonoenggal
Sejarah desa Grabag, awalnya desa ini disebut Grabag karena adanya wabah aneh yang mematikan dari berbagai desa,jika pagi ada orang sakit sore hari orang itu langsung meninggal dan jika sore ada orang yang sakit,maka paginya langsung meninggal begitu terus sambung menyambung. Dan setiap ada orang yang meninggal dimakamkan di desa yang sekarang disebut Grabag. Karena tempat itu (Grabag) dijadikan tempat pemakaman untuk orang yang meninggal dari berbagai desa jadi tempat penggebrugan (brug/tumpah) istilah dalam bahasa Indonesia "ditumpahkan" maka dari itu desa tersebut disebut Grabag. Dan pada suatu hari ada saudagar sakti datang dan memberitahukan jika ada orang yang meninggal bersamaan maka harus dimakamkan secara beradu yaitu yang satu menghadap utara dan yang satu menghadap ke selatan untuk menghentikan wabah tersebut dan benar setelah dilakukan wabah tersebut pun berhenti. Konon wabah atau dalam bahasa Jawa pageblug tersebut berasal dari orang sakti/penyihir bukanlah wabah virus dan lain sebagainya. Legenda ini berasal dari mulut ke mulut, dan untuk sumber pustaka yang pasti belum diketahui.
