Gempa bumi Paser 2009
(Paser, Kalimantan Timur)
![Indonesia](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/23px-Flag_of_Indonesia.svg.png)
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/e7/Kepanikan_warga_paser.jpg/220px-Kepanikan_warga_paser.jpg)
Gempa bumi terjadi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada tanggal 22 November 2009.[1] Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa terletak pada 1°75' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer arah Barat Daya Balikpapan) pada kedalaman 10 kilometer, dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR).
Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa terletak pada 1°76' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR. Gempa dirasakan di wilayah kecamatan Long Ikis, Paser. Akibatnya, sejumlah rumah, sekolah, dan tempat ibadah dilaporkan rusak. Bisa dikatakan, gempa ini merupakan gempa bumi pertama yang mengguncang wilayah Kalimantan pada abad modern ke-21 karena sebelumnya Pulau Kalimantan dikenal sebagai satu-satunya kawasan di Indonesia yang bebas dari gempa.
Dampak yang ditimbulkan
Sebenarnya guncangan ini sudah sering terjadi dalam dua bulan terakhir, tetapi gempa yang terjadi pada tanggal 22 November 2009 tersebut dirasakan yang paling besar. Abdul Kadir, warga Longikis menuturkan beberapa bangunan yang rusak akibat gempa di antaranya SMA Pelajar Puteri, SMA Longikis, dan sejumlah rumah warga lainnya.
Ketika terjadi gempa pada sekitar pukul 04.34 Wita, sebagian warga yang terkejut mendadak ke luar rumah, dan sebagian lagi berada di rumah karena masih tidur. Namun, kepanikan begitu terlihat saat gempa terjadi pada sekitar pukul 19.00 Wita. Warga berhamburan mencari daerah lapang, sebagian sampai sekarang masih takut untuk kembali ke rumah karena khawatir jika terjadi gempa susulan yang lebih besar lagi.
Sementara itu, Rinda salah seorang warga lainnya mengatakan saat terjadi gempa, dirinya sedang beristirahat di rumah. Awalnya ia merasa seperti pusing, tetapi melihat jendela di rumahnya bergetar, ia langsung kaget berteriak gempa, dan menyuruh keluarganya ke luar rumah. Sebelumnya, ia sering merasakan guncangan, tetapi tidak sehebat yang kemarin.
Tidak sampai di situ, gempa juga meninggalkan trauma bagi warga yang berusia lanjut. Seorang wanita dari Desa Pait, Long Ikis dilaporkan pingsan akibat kejadian itu. Namun, setelah mendapat pertolongan wanita tersebut sudah sadarkan diri.
Bupati Paser H.M. Ridwan Suwidi setelah gempa kedua terjadi langsung meninjau Longikis. Dari pantauannya, Bupati menilai kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah. Pemkab Paser akan mengusahakan memberikan bantuan perbaikan bagi rumah dan fasilitas umum yang rusak.
Patahan yang baru aktif
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Ronny Wattimena membenarkan bahwa telah terjadi gempa di Kaltim. Dari catatan pihaknya, kemarin telah terjadi gempa sebanyak dua kali dan dirasakan di wilayah Longikis. Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa 1°75' Lintang Selatan Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer Barat Daya Balikpapan) pada kedalaman 10 kilometer dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR).
Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa pada 1°76' Lintang Selatan-116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR, juga dirasakan di Longikis.
Menurutnya, gempa tersebut terjadi karena pengaruh pergerakan patahan bumi yang kecil-kecil, tetapi sudah lama tidak aktif. Dan, kemungkinan baru saat ini aktif. Patahan tersebut memiliki jalur dari Sulawesi Selatan ke arah Balikpapan. Diperkirakan patahan gempa terjadi di Longikis tersebut.
"Ada potensi lagi untuk terjadi gempa lagi, tetapi skalanya tidak besar, karena patahan di bawah Balikpapan ini kecil," kata Ronny.
Soal beberapa getaran selama dua bulan terakhir yang sempat dirasakan warga Longikis dan sekitarnya, Ronny mengaku belum bisa menjelaskan. Sebab, kalau terjadi gempa dalam skala kecil itu seharusnya tercatat oleh pihaknya. Gempa yang tercatat baru yang terjadi kemarin.
“Kami belum tahu getaran itu karena apa, yang pasti jika gempa memiliki gelombang getaran yang panjang dan bisa tercatat di stasiun Balikpapan dan Jakarta,” terang dia.
Gempa kemarin sekaligus catatan tambahan bagi BMKG, sebab sebelumnya gempa juga terjadi pada jalur patahan Parternosfer di utara Kaltim, yaitu dari Palu ke Tarakan, pada 2006 dan 2007. Jadi, diperkirakan jalur yang berada di bawah Balikpapan ini menyusul aktif, setelah jalur di atasnya aktif pada beberapa tahun lalu.
Namun, Ronny membantah jika Balikpapan terkena langsung jalur gempa, sebab selama ini belum pernah ada pusat gempa di Balikpapan. Tapi, kalau tsunami kemungkinan bisa terjadi, karena Balikpapan masih berada di jalur merah.[2]
Merujuk penjelasan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) setelah gempa Padang beberapa waktu lalu, selain Pulau Borneo, gempa tektonik berskala tinggi dan menengah masih akan terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia. "Kecuali Kalimantan, seluruh wilayah di Indonesia, termasuk kategori rawan gempa," ujarnya.
Getaran susulan
Senin, 23 November 2009 sekitar pukul 07.30 wita, sebagian warga Kecamatan Longikis, Kabupaten Paser kembali merasakan getaran.[3] Kepala SMA Negeri I Longikis Drs H Nasradin mengaku merasakan adanya getaran tersebut. Karena saat kejadian, dia bersama guru dan seluruh siswa SMA Negeri I Longikis sedang berada di lapangan untuk mengikuti apel pagi.
”Meski hanya berupa getaran dan waktunya pun begitu cepat, tetapi masih bisa kami rasakan sehingga membuat sejumlah siswa jadi histeris. Bahkan, saat kejadian, sejumlah siswa reflek berteriak. Meski begitu, semua siswa masih bisa mengikuti pelajaran hingga jam pelajaran berakhir,“ ungkap Nasradin.
Getaran yang terjadi sekitar pukul 07.30 wita itu menyebabkan suasana di Long Ikis, terutama di Desa Pait kembali mencekam. Warga yang mengalami trauma akibat guncangan berkekuatan 4,7 Skala Richter (SR) pada Minggu sekitar pukul 04.34 wita disusul guncangan berikutnya pada pukul 18.59 wita, kembali diliputi perasaan was-was, sehingga sebagian besar warga memilih tidur di luar atau di teras rumah.
Tak termonitor
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Ronny Wattimena menyebutkan getaran yang terjadi di Longikis tanggal 23 November 2009 sekitar pukul 07.30 Wita bukanlah gempa atau gempa susulan dari yang terjadi pada hari sebelumnya. Pasalnya tidak ada catatan gempa yang direkam seismograf pihaknya.
Ronny Wattimena mengatakan bahwa guncangan pada pukul 05.34 dan 18.59 Wita Minggu (22/11) itu benar-benar gempa, karena terekam seismograf dengan kekuatan 4,7 SR dan 4,3 SR, dengan kedalaman 10 kilometer. Namun yang kemarin itu tidak tercatat, berikut juga dengan getaran-getaran kecil sebelumnya yang menurut warga dirasakannya.
Referensi
- ^ Kaltim Post Diarsipkan 2012-01-18 di Wayback Machine. - Gempa bumi terjadi di Paser karena pergerakan patahan bumi yang aktif lagi, Gempa susulan ancam Balikpapan
- ^ Post Metro Balikpapan - Paser Diguncang Gempa 4,3 SR, Balikpapan Dijamin Aman
- ^ Kaltim Post Diarsipkan 2012-02-02 di Wayback Machine. - Trauma Gempa, Warga Tidur di Teras Kemarin Longikis Kembali Bergetar
Pranala luar
- Kaltim Berpotensi Gempa [pranala nonaktif permanen]
- Gempa Susulan Ancam Balikpapan Diarsipkan 2012-01-18 di Wayback Machine.
- Awan Gempa di Balikpapan, Gempa di Pasifik Barat Diarsipkan 2012-01-13 di Wayback Machine.
- Getaran Gempa Sampai ke Balikpapan
- Gempa 5,8 SR Goyang Kalimantan Diarsipkan 2009-10-11 di Wayback Machine.
- l
- b
- s
- Laut Banda 1629
- Ambon 1674
- Jawa 1699
- Sumatra 1797
- Bali 1815
- Sumatra 1833
- Bogor 1834
- Nias 1843
- Laut Banda 1852
- Sumatra 1861
- Jawa 1867
- Pulau Seram 1899
- Sumatra 1907
- Kerinci 1909
- Sulawesi-Mindanao 1913
- Bali 1917
- Padang Panjang 1926
- Sumatra Barat Daya 1931
- Sumatra 1933
- Sumatra 1935
- Laut Banda 1938
- Alahan Panjang 1943
- Jawa Tengah 1943
- Laut Seram 1965
- Sulteng 1968
- Sulawesi 1969
- Irian Jaya 1976
- Bali 1976
- Sumba 1977
- Yapen 1979
- Bali 1979
- Irian Jaya 1981
- Flores 1982
- Sumut 1984
- Irian Jaya 1989
- Kalabahi 1991
- Flores 1992
- Liwa 1994
- Jatim 1994
- Timor 1995
- Kerinci 1995
- Sulteng 1996
- Biak 1996
- Maluku Utara 1998
- Selat Sunda 1999
- Banggai 2000
- Enggano 2000
- Sumatra 2002
- Alor 2004
- Nabire 2004
- Sumatra 2004
- Laut Banda 2005
- Nias–Simeulue 2005
- Yogya 2006
- Jabar 2006
- Palu 2006
- Sumbar 2007
- Sumatra 2007
- Jawa 2007
- Bengkulu 2007
- Sulawesi 2008
- Simeulue 2008
- Papua Barat 2009
- Kepulauan Talaud 2009
- Tasikmalaya 2009
- Sumbar 2009
- Laut Banda 2009
- Paser 2009
- Sumsel 2010
- Sumut 2010
- Papua 2010
- Mentawai 2010
- Aceh 2010
- Singkil 2011
- Cilacap 2011
- Sumut 2011
- Bali 2011
- Sumatra 2012
- Sulteng 2012
- Aceh Januari 2013
- Lombok 2013
- Aceh 2013
- Halmahera 2014
- Kebumen 2014
- Papua 2015
- Sorong 2015
- Mentawai 2016
- Pidie Jaya 2016
- Jawa 2017
- Lebak 2018
- Lombok Juli 2018
- Lombok Agustus 2018
- Sulawesi 2018
- Laut Banda 2019
- Banten 2019