Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦒꦼꦝꦺꦴꦁꦱꦔ, translit. Candhi Gedhong Sanga) adalah nama sebuah kompleks bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini ditemukan oleh Thomas Stanford Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).[1]
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara di sini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Adanya arca Siwa Mahakala, Siwa Mahaguru, dan Ganesha menjadi bukti bahwa Candi Gedong Songo digunakan sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa[2].
Lokasi sembilan candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, objek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.
Jarak tempuh
Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari objek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
- Gedong Songo - Ungaran: 25 km
- Gedong Songo - Ambarawa: 15 km
- Gedong Songo - Semarang: 45 km
Galeri
Referensi
Pranala luar
- Semarang Pedia[pranala nonaktif permanen]
- Sejarah mengenai Candi Gedong Songo Semarang[pranala nonaktif permanen]
- Candi Gedongsongo Diarsipkan 2010-02-02 di Wayback Machine.
- Candi Gedong Songo Semarang
- Candi Gedong Songo di CityGuide.KapanLagi.com[pranala nonaktif permanen]
- l
- b
- s
- Arca Bhairawa
- Arca Buddha Dipangkara
- Arca Durga Mahisasuramardhini
- Arca Harihara
- Arca Prajnyaparamita
- Bendera Pusaka
- Biola WR Supratman
- Bokor emas cerita Ramayana
- Mahkota Sultan Siak
- Kakawin Nagarakretagama
- Lukisan Penangkapan Diponegoro
- Lukisan Pengantin Revolusi
- Lukisan Prambanan/Seko
- Naskah Proklamasi
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Jambu
- Prasasti Kebonkopi I
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Yupa
- Teks Proklamasi
- Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
- Benteng Belgica
- Benteng Duurstede
- Benteng Marlborough
- Benteng Van der Wijck
- Benteng Vastenburg
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Dwi Warna
- Gedung Merdeka
- Gedung NIAS
- Gedung Pancasila
- Gedung Perundingan Linggarjati
- Gedung Petronella
- Gedung PTPN XI Surabaya
- GPIB Immanuel Jakarta
- GPIB Sion Jakarta
- Hotel Majapahit
- Hotel Savoy Homann
- Candi Jabung
- Kantor Pos Besar Bandung
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Surakarta
- Monumen Pers Nasional
- Museum Asi Mbojo
- Museum Geologi Bandung
- Gedung Kebangkitan Nasional
- Museum Nasional
- Museum Sumpah Pemuda
- Observatorium Bosscha
- Pesanggrahan Ngeksiganda
- Rumah Pengasingan Bung Hatta
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Rumah Rasuna Said
- Eks Rumah Raden Saleh
- RSUP dr. Kariadi
- Rumah Tjong A Fie
- Rumah W. R. Soepratman
- Stasiun Yogyakarta
- Benteng Oranje
- Benteng Victoria
- Candi Ceto
- Candi Jawi
- Candi Penataran
- Fort Rotterdam
- Gereja Katedral Jakarta
- Gua Braholo
- Gua Sunyaragi
- GPIB Immanuel Semarang
- Gunung Padang
- Istana Bung Hatta
- Kalimbuang Bori
- Kete Kesu
- Leang Timpuseng
- Liang Bua
- Makam Kyai Mojo
- Masjid Agung Demak
- Masjid Istiqlal
- Masjid Raya Al-Ma’shun
- Museum KA Ambarawa
- Museum Kirti Griya
- Perahu Kuno Rembang
- Pugung Raharjo
- Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
- Stasiun Radio AURI
Artikel bertopik arkeologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s